My Daily Journal
A Journey from a Happy Wife with Happy Heart and Happy Tummy
Friday, January 15, 2016
Monday, September 21, 2015
Saya PCO, PCOS. Alhamdulillah Saya hamil dengan proses normal.
Sebelumnya maaf banget udah lama ga posting, lama banget malah. Dulu alesan saya bikin blogs ini adalah ingin mengisi waktu luang saya dan mendokumentasikan perjuangan saya dalam mendapatkan buah hati. Bukan buat pamer perjuangan atau gimana, tapi dengan nulis blogs ini rasanya perjuangan saya tidak sendirian. Blogs ini juga harapannya bisa jadi media penyemangat buat mom-to-be yang masih fight buat dapet keturunan. Tapi diluar dugaan, setelah punya baby, kesibukan yang melanda sangatlah luar biasa, rasanya sampe lupa tidur normal itu seperti apa hahaha (tapi tetep sih semuanya sangat menyenangkan dan semua perjuangan selama ini terbayar sudah hehehe..)
Pemilihan tanggal melahirkan sendiri di putuskan oleh Dokter Favorit kami, Dr. dr. Wiku Andonotopo, SpOG (K) FM, PhD, FMFM dikarenakan saya sudah sering kontraksi tapi posisi bayi saat itu masih sungsang melintang. Selain itu, saya yang mempunyai asma genetik tidak disarankan dokter untuk melahirkan secara normal. Tadinya Dokter, saya dan suami sudah sepakat untuk melakukan SC di tanggal 05-05-2015 selain karena tanggalnya cantik dan pemilihan tanggal ini karena sudah batas akhir minggu SC, dengan due date 18 Mei 2015. Tapi apa boleh buat, hampir setiap hari sudah kontraksi padahal usia kehamilan baru saja menginjak 36 minggu, malah di beberapa hari terakhir sempat di tahan dengan obat duvadilan (obat penahan kontraksi). Ngga ada feeling apa - apa hari itu, rencananya memang mau kontrol rutin mingguan sama Dr Wiku, tapi malah jadi minggu terakhir kontrol. Apalagi pas dokter bilang "5 Hari lagi kita operasi ya mbak, wis ga nuntuti ini kalo nunggu tanggal 5 Mei" hahaha shock seneng dan degdegan semua jadi satu. Suami saya cuma senyum - senyum aja karena semua persiapan sebenernya sudah siap dari jauh hari, bahkan sampai ruangan persalianan sekali pun.
Pemilihan Dr Wiku ini bukan dengan tidak ada alasan khusus, mengingat sebenernya saya program hamilnya di Prof Endy M Moegni SpOg. Waktu itu, memasuki kehamilan bulan ke 5 Prof Endy menyarankan saya melakukan test darah dan USG 4D, tidak ada rujukan khusus untuk USG 4D, namun Prof Endy menyarankan saya bertemu DR Bambang di klinik Moegni Menteng (kliniknya Prof Endy), setelah saya dan suami pertimbangkan rasanya kami ingin mencari DR dan dan RS yang dekat dengan rumah saja, kebetulan karena kami sementara akan tinggal di daerah BSD jadi kami memutuskan untuk memilih RS EKA HOSPITAL BSD, pemilihan RS nya sendiripun karena dokter yang saya cari hanya praktek di sana. Yak, setelah saya searching puluhan artikel, saya memutuskan untuk USG 4D di DR Wiku.
Hari itu Jumat, 20 Februari 2015, saat usia kandungan saya menginjak 27 Minggu 3 hari, pertama kalinya saya menjumpai Dr Wiku, pembawaanya yang "jawa banget" langsung deh bikin sreg, apalagi begitu masuk ruangan USG, Dr Wiku bilang "Yuk Mbak, Bismillah kita tengok dedenya"
Duh degdegan banget rasanya mau USG 4D, excited tapi sekaligus takut juga, ketakutan semua ibu-ibu pada umumnya, takut kenapa - kenapa sama bayi dikandungannya. Satu persatu dicek dijelaskan dengan sangat detail, detail sekali, tulang punggung, tulang jari jemari, retina mata, katup jantung, begitu dokter bilang semua "Sehat mbak" rasanya legaaaa banget. Dari situ karena komunikasi dengan dokter Wiku ini nyaman, saya mulai pindah kontrol bulanan. Apalagi begitu selesai melakukan USG 4D, saya hanya di banderol 400ribuan saja! padahal USG 4D umumnya pasti diatas 1 jutaan kan?
Singkat cerita, Datanglah hari itu. Tanggal 29 April 2015. Saya dan suami berangkat dari rumah pukul 11 malam (datang malam agar semua prosedur persiapan SC bisa dilaksanakan dengan tidak terburu - buru) rasanya malam itu, malam panjang. Malam terakhir buah hati kami ada didalam rahim saya, malam terakhir saya membayangkan seperti apa wajahnya, seperti apa rupanya. Rasa bahagia mengalahkan ketakutan saya akan sayatan - sayatan yang akan saya terima esok pagi. Suami saya? setia mendapingi saya, menyiapkan semua kebutuhan saya saat itu. Rasanaya, melihat suami saya yang begitu siaga dari awal kehamilan sampai detik - detik persalinan, adalah kebahagian yang tidak mengalahkan kebahagian memiliki anak pertama ini :)
untuk cerita persalinannya saya bahas besok yah, kebetulan suami saya sudah jemput saya nih dikantor. Selamat malam :)
Putra pertama saya (yaa anak saya laki laki) yang kami beri nama Raden Prajata Arsa Najendra, yang artinya Anak Shaleh Pertama yang (InshaAllah) Sehat, Kuat dan Bahagia, lahir 30 April 2015 pukul 06:40 menit WIB melalui proses persalinan Sectio Caesar di RS Eka Hospital BSD.
Pemilihan Dr Wiku ini bukan dengan tidak ada alasan khusus, mengingat sebenernya saya program hamilnya di Prof Endy M Moegni SpOg. Waktu itu, memasuki kehamilan bulan ke 5 Prof Endy menyarankan saya melakukan test darah dan USG 4D, tidak ada rujukan khusus untuk USG 4D, namun Prof Endy menyarankan saya bertemu DR Bambang di klinik Moegni Menteng (kliniknya Prof Endy), setelah saya dan suami pertimbangkan rasanya kami ingin mencari DR dan dan RS yang dekat dengan rumah saja, kebetulan karena kami sementara akan tinggal di daerah BSD jadi kami memutuskan untuk memilih RS EKA HOSPITAL BSD, pemilihan RS nya sendiripun karena dokter yang saya cari hanya praktek di sana. Yak, setelah saya searching puluhan artikel, saya memutuskan untuk USG 4D di DR Wiku.
Hari itu Jumat, 20 Februari 2015, saat usia kandungan saya menginjak 27 Minggu 3 hari, pertama kalinya saya menjumpai Dr Wiku, pembawaanya yang "jawa banget" langsung deh bikin sreg, apalagi begitu masuk ruangan USG, Dr Wiku bilang "Yuk Mbak, Bismillah kita tengok dedenya"
Duh degdegan banget rasanya mau USG 4D, excited tapi sekaligus takut juga, ketakutan semua ibu-ibu pada umumnya, takut kenapa - kenapa sama bayi dikandungannya. Satu persatu dicek dijelaskan dengan sangat detail, detail sekali, tulang punggung, tulang jari jemari, retina mata, katup jantung, begitu dokter bilang semua "Sehat mbak" rasanya legaaaa banget. Dari situ karena komunikasi dengan dokter Wiku ini nyaman, saya mulai pindah kontrol bulanan. Apalagi begitu selesai melakukan USG 4D, saya hanya di banderol 400ribuan saja! padahal USG 4D umumnya pasti diatas 1 jutaan kan?
Singkat cerita, Datanglah hari itu. Tanggal 29 April 2015. Saya dan suami berangkat dari rumah pukul 11 malam (datang malam agar semua prosedur persiapan SC bisa dilaksanakan dengan tidak terburu - buru) rasanya malam itu, malam panjang. Malam terakhir buah hati kami ada didalam rahim saya, malam terakhir saya membayangkan seperti apa wajahnya, seperti apa rupanya. Rasa bahagia mengalahkan ketakutan saya akan sayatan - sayatan yang akan saya terima esok pagi. Suami saya? setia mendapingi saya, menyiapkan semua kebutuhan saya saat itu. Rasanaya, melihat suami saya yang begitu siaga dari awal kehamilan sampai detik - detik persalinan, adalah kebahagian yang tidak mengalahkan kebahagian memiliki anak pertama ini :)
untuk cerita persalinannya saya bahas besok yah, kebetulan suami saya sudah jemput saya nih dikantor. Selamat malam :)
Monday, September 22, 2014
Positif Hamil, setelah dua kali berkunjung ke Prof Endy M Moegni SpOg
Hari itu tepat hari ke 5 menstruasi bulan Agustus 2014 saya sudah menyiapkan suntikan dan cairan ovidrel yang diberikan oleh Prof Endy pada kunjungan sebelumnya. Rencananya saya bawa ke UGD untuk di suntikan oleh perawat RS setempat. Singkat cerita, proses suntiknya dilakukan di bawah pusar, biaya bantu suntiknya dibanderol seharga Rp. 150.000,- konsumsi metformin merk Gluchopage 500mg masih saya teruskan 3x1 hari dan Ovacare 2x1 (vitamin ovarium). Ntahlah, rasanya lebih ikhlas setelah suntik ovidrel ini, berharap sih tapi ya nggak ngoyo banget. Kenapa? Soalnya saya harus melakukan perjalanan luar kota yang seabreg dari kantor.
Setelah suntik ovidrel itu, dalam minggu yang sama saya melakukan perjalan dinas ke Makassar lanjut ke Manado kurang lebih 4 hari tiga malan, setelah itu saya lanjut liburan singkat (tanpa suami) ke Singapore - Malaysia - Malacca selama 6 hari 5 malam. Pulang liburan saya punya waktu istirahat di rumah sekitar seminggu sebelum melanjutkan perjalanan ke Surabaya, Malang dan Pasuruan. Seingat saya waktu itu saya sempat merayakan ulang tahun pernikahan yang pertama dengan suami. Besoknya saya berangkat ke Surabaya, Malang dan Pasuruan, nah mumpung lagi disana sekalian dinas saya juga liburan. Saya mengunjungi paralayang di batu, ke Batu secret zoo, Jatim Park 1 dan 2, ke Museum angkut, Museum Satwa, dan Batu night spectaculer. dan gatau kenapa kok cape banget rasanya liburan kali ini. Sepulangnya dari Malang, saya berencana berangkat ke Bali minggu depan, keberangkatan ini juga untuk dinas, jadi bagian dari pekerjaan saya ini adalah mengisi training standar pelayanan, kualiti kontrol dan beauty class, hal ini lah yang membuat saya harus hilir mudik terbang kesana sini.
Hari itu, sebelum suami saya berangkat kerja, saya yang merasa kurang enak badan memutuskan untuk tidak berangkat kerja. Setelah saya ingat - ingat, ini sudah pertengahan September dan saya belum menstruasi (padahal ada obat yang harus saya konsumsi untuk hari ke 3 Menstruasi) Sebenernya setengah hati sih minta tolong suami beli test pack, takut kecewa lagi, apalagi telat mensnya juga baru 5 hari. Akhirnya suami saya membelikan saya test pack, dan pergi berangkat ngantor. Tanpa menunggu lama, segera setelah suami saya berangkat kantor saya membuka bungkusan test pack dan melakukan test urin. Hasilnya?
Seneng banget langsung jelas dua garis merah!! tanpa basa basi, langsung saya kirim fotonya via whatsapp ke suami dengan captions "nanti malem kita ke dokter ya sayang" hahaha
Suami saya senang sekali mendengar berita ini, tapi kita simpan berita baik ini dulu berdua, karena kita sudah punya pengalaman pahit di kehamilan yang pertama.
Malamnya kita ke RS Bunda Dalima di BSD, hasilnya sangat mengecewakan karena dokternya malah meragukan kehamilan saya. Saya malah di suruh test pack ulang (dan tetep aja hasilnya 2 garis merah terang), USG yang dilakukan juga hanya USG dari atas lapisan perut (yaelah dok mana keliatan lah kalo baru setitik di USG dari atas)
Akhirnya karena penasaran, besoknya kita berangkat ke RS Hermina Podomoro dan bertemu dengan dokter Paul Wiryawan SpOg (dokter yang mendiagnosa keguguran saya pada kehamilan pertama). Alasan kami tidak berangkat ke Prof Endy karena ngantrinya harus menunggu seminggu lagi hiks, singkat cerita, saya hanya diam menunggu sampai muncul ucapan dokter Paul saat melakukan USG Intravaginal "Nah ini ada, masih kecil sekali, nanti kita lihat dua minggu lagi ya, tapi secara posisi sudah aman, janinnya di dalam rahim"
Rasanya legaaa banget mendengar dokter menyatakan saya benar positif hamil dengan usia kurang lebih 5 minggu. Semoga kehamilan yang sekarang sehat sempurna dan aman lancar sampai melahirkan nanti. Aamiin YRA. Oiya saking khawatirnya sama kandungan, akhirnya saya membatalkan perjalanan dinas saya ke Bali, padahal tiket pesawat, hotel dll sudah Issued. Tapi demi adik bayi, kita memutuskan untuk lebih berhati-hati dalam menjaganya. :)
Thursday, July 24, 2014
Mencoba Peruntungan di Prof Endy M Moegni SpOg
Kamis, 24 Juli 2014. Hari itu sendirian memutuskan untuk menjumpai Prof. Endy M Moegni, setelah mendapatkan info dari teman satu kantor yang berhasil program hamil dengan Dr. Ferdinan Moegni (Putra dari Prof Endy Moegni) seperti biasa, saya yang suka wara wiri sendiri berangkat ke RS Royal Progress - Sunter. Ntahlah setelah pergi ke sana sini, program hamil dokter ini itu rasanya cape banget dan pengen ke dokter yang lokasinya ga jauh sama kantor aja. Kebetulan saya adalah seorang corporate analyst di Astra Group yang kantornya berlokasi di Sunter. Jadi kayaknya pas kalo berangkat ke Prof Endy ini, selain itu juga dengan gelarnya yang udah professor rasanya saya lebih sreg dan lebih punya "trust" sama dokternya.
Ngga ada persiapan apa - apa sih waktu mau kontrol ke Prof Endy ini, mungkin karena udah sering banget ketemu Obgyn haha, tapi ternyata TETOT! salah besar kalo pertama ke Prof Endy ini tanpa persiapan hahaha! jadi begini, saya ceritakan dari awal ya..
Ngga ada persiapan apa - apa sih waktu mau kontrol ke Prof Endy ini, mungkin karena udah sering banget ketemu Obgyn haha, tapi ternyata TETOT! salah besar kalo pertama ke Prof Endy ini tanpa persiapan hahaha! jadi begini, saya ceritakan dari awal ya..
Begitu masuk ruangan pemeriksaan Prof Endy, seperti dugaan saya, saya akan menjumpai opa-opa yang sangat menyenangkan, enak di ajak bicara dan ga terlalu bawel, standar aja, ditanya kapan nikah, riwayat keguguran sebelumnya, mens terakhir dll. Cuma, saya ingat waktu itu, saya langsung bilang sama Prof Endy, "Dok saya udah cape ke dokter ini itu, saya udah keki di tanya orang kapan hamil, pokoknya saya mau hamil dok." hahaha udah deh ngga ada basa basinya banget. Tanggapanya Prof Endy? Ya! dia cuma ketawa sambil meminta saya melepaskan celana dalam dan naik ke kursi periksa.
OMG. yang dipikiran saya saat itu cuma, saya tidak siap untuk cek intravaginal karena belum wa*ing atau mengganti pakaian dalam. Tapi karena sudah disitu dan tidak memungkinka untuk pulang lagi kan, akhirnya nurut aja deh. Mulanya, suster membantu saya untuk duduk di kursi pemeriksaan, kaki saya di angkat dan dibentangkan ke kanan dan kekiri (Super Lebar) dan hanya di tutup kain. Saat itu Prof Endy sedang menyiapkan sarung tangan dan alat untuk membuka vagina saya, kalo ga salah namanya cocor bebek. Intinya hari itu isi vagina saya di ubek-ubek habis deh, dibersihkan, diberikan penyubur, diangkat lendirnya dan di masukan kamera untuk di foto bagian dalamnya. Nah buat yang ngga siap pasti shock banget kan, karena mengira hanya akan USG bisa atau paling parah USG Intravagial saja.
20 menit Prof Endy memeriksa saya dengan kesimpulan:
1. Saya PCO / PCOS
2. Tidak adanya selaput bawaan yang seharusnya melindungi sperma berenang mulus ke rahim
3. Cairan vagina saya yang bisa membuat sperma mati di jalan
4. Konsumsi metformin yang dosisnya kurang (jadi di tambah dari 2x1 500mg menjadi 3x1 hari)
So far, sreg banget dengan Prof Endy karena tindakan langsung dan step pemeriksaan selanjutnya dijelaskan dengan detail. Malah saya di prediksi Desember 2014 sudah bisa hamil.
Hari itu pulang dengan senang, walopun membawa sederetan foto hasil rekam isi vagina dengan masalah-masalahnya, prof Endy seperti memberi harapan yang sebenernya saya sudah di titik desperate untuk mendapatkan keturunan. Semoga saja bulan depan kondisi sel telur saya sudah membaik ya.
Oiya untuk seluruh tindakan Kolposkopi diatas saya dikenakan biaya Rp.1.000.000,- dan biaya untuk penyuntikan Ovidrel di hari mens ke 5 bulan depan sebesar Rp.866.000 (sudah termasuk obat dan suntikan) jadi tinggal bawa saja ke UGD untuk di suntik.
Labels:
endy moegni,
Gluchopage,
kolposkopi,
Ovidrel,
pco,
pcos,
PCOS HAMIL,
pcos sembuh,
pcosfighter,
pengobatan PCOS,
prof Endy Moegni,
program hamil,
program hamil berhasil,
RS Royal Progress,
suntik hamil
Thursday, July 3, 2014
Program Dr Ivan Sini SPOG, Klinik IVF Morula Menteng
Setelah sebelumnya di jadwalkan untuk Hydro dan HSG di klinik Archa Medika oleh dokter Okky Oktavandhi, suami saya menyarankan untuk menunda melakukan Hydro. Selain suami saya yakin sekali kami bisa mendapatkan keturunan secara normal, dia juga kayaknya kurang sreg dengan rencana Hydro ini, selain karena biayanya juga tidak murah (yah walopun di ganti kantor sih) sepertinya tindakan ini terlalu dini untuk saya yang baru saja kuret di awal tahun.
Sedikit saya jelaskan Hydro atau hydrotubasi itu adalah upaya untuk perbaikan jika ada penyumbatan saluran tuba. Proses nya kurang lebih sama dengan HSG, hanya saja hydro dilakukan dengan cara memasukan cairan untuk melihat adanya sumbatan atau tidak saat sperma menuju sel telur. Hydro ini ada yang dilakukan secara langsung tanpa bius, ada juga obgyn yang melakukannya dengan kondisi pasien diberi obat bius (bius tidur) karena katanya proses Hydro ini lumayan sakit loh. Wah udah mahal terus sakit lagi, kayaknya ngga dulu deh yah,,
Kamis, 3 Juli 2014 berangkatlah ke Bunda Medik Klinik Morula IVF Menteng. Kalo liat dari plangnya ada tulisan klinik bayi tabung, hahaha hampir desperate soalnya sampe kepikiran mau inseminasi aja. Padahal kuret juga baru Januari 2014 dan periode Februari - April memang ga boleh hamil dl pasca kuret. Jadi bisa di bilang baru 3 bulan dari mencoba dan belum dikasih lagi.
Klinik IVF Morula menteng ini menjadi pilihan karena Dr Ivan Sini praktek disini, apalagi saya hampir menunggu satu bulan untuk bisa mendapatkan antrian kontrol. Sambil menunggu dilantai 2 dengan suami hari itu, saya melihat-lihat foto bayi hasil bayi tabung di IVF Morula, ada yang kembar dua, ada yang kembar tiga.. hahah rasanya ga kebayang ya, sekalinya ingin punya bayi eh dikasih langsung kembar, tapi apapun kan yang penting sehat dan sempurna.
Lalu dari jauh Dr Ivan sini memasuki ruangan, berhubung saya mendapatkan urutan pertama, saya langsung diarahkan masuk ke ruangannya. Dr Ivan bisa dibilang dokter yang good looking, masih muda tapiii... saya kurang sreg! Dr nya sih banyak memberikan penjelasan, cuma saran yang diberikan tergolong standar banget (standar karena mungkin saya udah keliling banyak dokter yang memberikan tindakan dan opsi langsung seperti minum metformin, diet gula dan karbo, olahraga, menyarankan hydro dll) Dr Ivan cuma nyuruh saya "NUNGGU" karena belum setahun. Hancur rasanya ekpektasi saya ketika Dr Ivan cuma bilang saya ini positif PCO dan diminta menunggu sampai setahun pernikahan. Lhoooo... dok saya ini udah kebelet punya anak hiks..
Hari itu pulang dengan hampa, sempet di ambil sample darah dan USG 2D biasa (aga bingung karena dokter-dokter sebelumnya selalu melakukan USG Intravaginal) begitu sampe kasir makin bete karena harus membayar Rp.1.000.000-an dimana ngobrol sama dokernya aja paling cuma 5 menit. Dari situ saya (yang emang hobby banget ganti-ganti dokter) memutuskan tidak lagi ingin melanjutkan program dengan Dr Ivan Sini. Maaf loh dok, namanya pasien kan cocok-cocokan ya kan hehehe
Setelah ini mungkin akan coba peruntungan dengan dokter lain, coba pengobatan herbal atau apalah yang penting cepet punya anak lagi.
Sedikit saya jelaskan Hydro atau hydrotubasi itu adalah upaya untuk perbaikan jika ada penyumbatan saluran tuba. Proses nya kurang lebih sama dengan HSG, hanya saja hydro dilakukan dengan cara memasukan cairan untuk melihat adanya sumbatan atau tidak saat sperma menuju sel telur. Hydro ini ada yang dilakukan secara langsung tanpa bius, ada juga obgyn yang melakukannya dengan kondisi pasien diberi obat bius (bius tidur) karena katanya proses Hydro ini lumayan sakit loh. Wah udah mahal terus sakit lagi, kayaknya ngga dulu deh yah,,
Kamis, 3 Juli 2014 berangkatlah ke Bunda Medik Klinik Morula IVF Menteng. Kalo liat dari plangnya ada tulisan klinik bayi tabung, hahaha hampir desperate soalnya sampe kepikiran mau inseminasi aja. Padahal kuret juga baru Januari 2014 dan periode Februari - April memang ga boleh hamil dl pasca kuret. Jadi bisa di bilang baru 3 bulan dari mencoba dan belum dikasih lagi.
Klinik IVF Morula menteng ini menjadi pilihan karena Dr Ivan Sini praktek disini, apalagi saya hampir menunggu satu bulan untuk bisa mendapatkan antrian kontrol. Sambil menunggu dilantai 2 dengan suami hari itu, saya melihat-lihat foto bayi hasil bayi tabung di IVF Morula, ada yang kembar dua, ada yang kembar tiga.. hahah rasanya ga kebayang ya, sekalinya ingin punya bayi eh dikasih langsung kembar, tapi apapun kan yang penting sehat dan sempurna.
Lalu dari jauh Dr Ivan sini memasuki ruangan, berhubung saya mendapatkan urutan pertama, saya langsung diarahkan masuk ke ruangannya. Dr Ivan bisa dibilang dokter yang good looking, masih muda tapiii... saya kurang sreg! Dr nya sih banyak memberikan penjelasan, cuma saran yang diberikan tergolong standar banget (standar karena mungkin saya udah keliling banyak dokter yang memberikan tindakan dan opsi langsung seperti minum metformin, diet gula dan karbo, olahraga, menyarankan hydro dll) Dr Ivan cuma nyuruh saya "NUNGGU" karena belum setahun. Hancur rasanya ekpektasi saya ketika Dr Ivan cuma bilang saya ini positif PCO dan diminta menunggu sampai setahun pernikahan. Lhoooo... dok saya ini udah kebelet punya anak hiks..
Hari itu pulang dengan hampa, sempet di ambil sample darah dan USG 2D biasa (aga bingung karena dokter-dokter sebelumnya selalu melakukan USG Intravaginal) begitu sampe kasir makin bete karena harus membayar Rp.1.000.000-an dimana ngobrol sama dokernya aja paling cuma 5 menit. Dari situ saya (yang emang hobby banget ganti-ganti dokter) memutuskan tidak lagi ingin melanjutkan program dengan Dr Ivan Sini. Maaf loh dok, namanya pasien kan cocok-cocokan ya kan hehehe
Setelah ini mungkin akan coba peruntungan dengan dokter lain, coba pengobatan herbal atau apalah yang penting cepet punya anak lagi.
Labels:
biaya kontrol dr ivan sini,
cepat hamil,
dr ivan sini,
Ivan sini,
IVF,
IVFMorula,
pco,
pcos,
PCOS HAMIL,
pcos sembuh,
pcosfighter,
pengobatan PCOS,
program bayi tabung,
program hamil,
program hamil berhasil
Tuesday, June 17, 2014
Ini Tuhan sedang bicara dengan cara-Nya.
08 Juni 2014, titik balik dimana harapan itu muncul. Biasanya saya yang menolak untuk ikut suami meeting, hari itu ngotot pengen ikut. pertama jalan deh tuh ke teras kota, sambil nunggu suami meeting, saya ngisi dengan belanja bulanan dan makan di Megane Sushi. Beres meeting di teras kota, lanjut ke Bintaro Xchange (yang ternyata salah tempat) terus lanjut ke Lotte Bintaro. Yaelah ini sih namanya tour the mall.. sempet udah cape banget sebenernya, mana masih ada janji sama sepupu juga ke Summarecon Mall Serpong.
Friday, June 6, 2014
Mencoba Peruntungan Med Tarmin Soetandi SPOG, Cihampelas Bandung.
Hari ini berangkatlah ke Bandung, awalnya tau dokter ini dari temen kantornya suami yang akhirnya istrinya hamil setelah 2 tahun lebih menikah. Dr Med Tarmin ini cukup terkenal di Bandung, biasanya 3 kali kesana katanya udah ada progress. Yah.. namanya usaha di jalanin aja lah yaa.. kan ga pernah tau cocoknya sama dokter mana hehe.. Dokter Med Tarmin ini ngga praktek weekend, jadi kita kesana Jumat 06 Juni 2014, terpaksa deh harus cuti lagi..
Bapak sama Ibu mertua sih udah sering ngingetin buat stop ke dokter dan ikhlas aja, sebenernya bukan ga pengen ikhlas sih, tapi kok kayaknya selama kita masih bisa berusaha ya greget aja kalo ga kesana kesini. Sampe lah di cihampelas no 75 Bandung, di tempat praktek dokter med tarmin, dateng kesana aga horor, soalnya tempat prakteknya di rumah tua gitu, gelap, banyak lukisan dan barang antik. terus perawatnya tua - tua hahhaha bener - bener serem dan jadul banget tempatnya.
Bapak sama Ibu mertua sih udah sering ngingetin buat stop ke dokter dan ikhlas aja, sebenernya bukan ga pengen ikhlas sih, tapi kok kayaknya selama kita masih bisa berusaha ya greget aja kalo ga kesana kesini. Sampe lah di cihampelas no 75 Bandung, di tempat praktek dokter med tarmin, dateng kesana aga horor, soalnya tempat prakteknya di rumah tua gitu, gelap, banyak lukisan dan barang antik. terus perawatnya tua - tua hahhaha bener - bener serem dan jadul banget tempatnya.
Subscribe to:
Posts (Atom)