Setelah sebelumnya di jadwalkan untuk Hydro dan HSG di klinik Archa Medika oleh dokter Okky Oktavandhi, suami saya menyarankan untuk menunda melakukan Hydro. Selain suami saya yakin sekali kami bisa mendapatkan keturunan secara normal, dia juga kayaknya kurang sreg dengan rencana Hydro ini, selain karena biayanya juga tidak murah (yah walopun di ganti kantor sih) sepertinya tindakan ini terlalu dini untuk saya yang baru saja kuret di awal tahun.
Sedikit saya jelaskan Hydro atau hydrotubasi itu adalah upaya untuk perbaikan jika ada penyumbatan saluran tuba. Proses nya kurang lebih sama dengan HSG, hanya saja hydro dilakukan dengan cara memasukan cairan untuk melihat adanya sumbatan atau tidak saat sperma menuju sel telur. Hydro ini ada yang dilakukan secara langsung tanpa bius, ada juga obgyn yang melakukannya dengan kondisi pasien diberi obat bius (bius tidur) karena katanya proses Hydro ini lumayan sakit loh. Wah udah mahal terus sakit lagi, kayaknya ngga dulu deh yah,,
Kamis, 3 Juli 2014 berangkatlah ke Bunda Medik Klinik Morula IVF Menteng. Kalo liat dari plangnya ada tulisan klinik bayi tabung, hahaha hampir desperate soalnya sampe kepikiran mau inseminasi aja. Padahal kuret juga baru Januari 2014 dan periode Februari - April memang ga boleh hamil dl pasca kuret. Jadi bisa di bilang baru 3 bulan dari mencoba dan belum dikasih lagi.
Klinik IVF Morula menteng ini menjadi pilihan karena Dr Ivan Sini praktek disini, apalagi saya hampir menunggu satu bulan untuk bisa mendapatkan antrian kontrol. Sambil menunggu dilantai 2 dengan suami hari itu, saya melihat-lihat foto bayi hasil bayi tabung di IVF Morula, ada yang kembar dua, ada yang kembar tiga.. hahah rasanya ga kebayang ya, sekalinya ingin punya bayi eh dikasih langsung kembar, tapi apapun kan yang penting sehat dan sempurna.
Lalu dari jauh Dr Ivan sini memasuki ruangan, berhubung saya mendapatkan urutan pertama, saya langsung diarahkan masuk ke ruangannya. Dr Ivan bisa dibilang dokter yang good looking, masih muda tapiii... saya kurang sreg! Dr nya sih banyak memberikan penjelasan, cuma saran yang diberikan tergolong standar banget (standar karena mungkin saya udah keliling banyak dokter yang memberikan tindakan dan opsi langsung seperti minum metformin, diet gula dan karbo, olahraga, menyarankan hydro dll) Dr Ivan cuma nyuruh saya "NUNGGU" karena belum setahun. Hancur rasanya ekpektasi saya ketika Dr Ivan cuma bilang saya ini positif PCO dan diminta menunggu sampai setahun pernikahan. Lhoooo... dok saya ini udah kebelet punya anak hiks..
Hari itu pulang dengan hampa, sempet di ambil sample darah dan USG 2D biasa (aga bingung karena dokter-dokter sebelumnya selalu melakukan USG Intravaginal) begitu sampe kasir makin bete karena harus membayar Rp.1.000.000-an dimana ngobrol sama dokernya aja paling cuma 5 menit. Dari situ saya (yang emang hobby banget ganti-ganti dokter) memutuskan tidak lagi ingin melanjutkan program dengan Dr Ivan Sini. Maaf loh dok, namanya pasien kan cocok-cocokan ya kan hehehe
Setelah ini mungkin akan coba peruntungan dengan dokter lain, coba pengobatan herbal atau apalah yang penting cepet punya anak lagi.
No comments:
Post a Comment