Monday, September 21, 2015

Saya PCO, PCOS. Alhamdulillah Saya hamil dengan proses normal.

Sebelumnya maaf banget udah lama ga posting, lama banget malah. Dulu alesan saya bikin blogs ini adalah ingin mengisi waktu luang saya dan mendokumentasikan perjuangan saya dalam mendapatkan buah hati. Bukan buat pamer perjuangan atau gimana, tapi dengan nulis blogs ini rasanya perjuangan saya tidak sendirian. Blogs ini juga harapannya bisa jadi media penyemangat buat mom-to-be yang masih fight buat dapet keturunan. Tapi diluar dugaan, setelah punya baby, kesibukan yang melanda sangatlah luar biasa, rasanya sampe lupa tidur normal itu seperti apa hahaha (tapi tetep sih semuanya sangat menyenangkan dan semua perjuangan selama ini terbayar sudah hehehe..)
Putra pertama saya (yaa anak saya laki laki) yang kami beri nama Raden Prajata Arsa Najendra, yang artinya Anak Shaleh Pertama yang (InshaAllah) Sehat, Kuat dan Bahagia, lahir 30 April 2015 pukul 06:40 menit WIB melalui proses persalinan Sectio Caesar di RS Eka Hospital BSD.

Pemilihan tanggal melahirkan sendiri di putuskan oleh Dokter Favorit kami, Dr. drWiku Andonotopo, SpOG (K) FM, PhD, FMFM dikarenakan saya sudah sering kontraksi tapi posisi bayi saat itu masih sungsang melintang. Selain itu, saya yang mempunyai asma genetik tidak disarankan dokter untuk melahirkan secara normal. Tadinya Dokter, saya dan suami sudah sepakat untuk melakukan SC di tanggal 05-05-2015 selain karena tanggalnya cantik dan pemilihan tanggal ini karena sudah batas akhir minggu SC, dengan due date 18 Mei 2015. Tapi apa boleh buat, hampir setiap hari sudah kontraksi padahal usia kehamilan baru saja menginjak 36 minggu, malah di beberapa hari terakhir sempat di tahan dengan obat duvadilan (obat penahan kontraksi). Ngga ada feeling apa - apa hari itu, rencananya memang mau kontrol rutin mingguan sama Dr Wiku, tapi malah jadi minggu terakhir kontrol. Apalagi pas dokter bilang "5 Hari lagi kita operasi ya mbak, wis ga nuntuti ini kalo nunggu tanggal 5 Mei" hahaha shock seneng dan degdegan semua jadi satu. Suami saya cuma senyum - senyum aja karena semua persiapan sebenernya sudah siap dari jauh hari, bahkan sampai ruangan persalianan sekali pun.

Pemilihan Dr Wiku ini bukan dengan tidak ada alasan khusus, mengingat sebenernya saya program hamilnya di Prof Endy M Moegni SpOg. Waktu itu, memasuki kehamilan bulan ke 5 Prof Endy menyarankan saya melakukan test darah dan USG 4D, tidak ada rujukan khusus untuk USG 4D, namun Prof Endy menyarankan saya bertemu DR Bambang di klinik Moegni Menteng (kliniknya Prof Endy), setelah saya dan suami pertimbangkan rasanya kami ingin mencari DR dan dan RS yang dekat dengan rumah saja, kebetulan karena kami sementara akan tinggal di daerah BSD jadi kami memutuskan untuk memilih RS EKA HOSPITAL BSD, pemilihan RS nya sendiripun karena dokter yang saya cari hanya praktek di sana. Yak, setelah saya searching puluhan artikel, saya memutuskan untuk USG 4D di DR Wiku.

Hari itu Jumat, 20 Februari 2015, saat usia kandungan saya menginjak 27 Minggu 3 hari, pertama kalinya saya menjumpai Dr Wiku, pembawaanya yang "jawa banget" langsung deh bikin sreg, apalagi begitu masuk ruangan USG, Dr Wiku bilang "Yuk Mbak, Bismillah kita tengok dedenya"
Duh degdegan banget rasanya mau USG 4D, excited tapi sekaligus takut juga, ketakutan semua ibu-ibu pada umumnya, takut kenapa - kenapa sama bayi dikandungannya. Satu persatu dicek dijelaskan dengan sangat detail, detail sekali, tulang punggung, tulang jari jemari, retina mata, katup jantung, begitu dokter bilang semua "Sehat mbak" rasanya legaaaa banget. Dari situ karena komunikasi dengan dokter Wiku ini nyaman, saya mulai pindah kontrol bulanan. Apalagi begitu selesai melakukan USG 4D, saya  hanya di banderol 400ribuan saja! padahal USG 4D umumnya pasti diatas 1 jutaan kan?

Singkat cerita, Datanglah hari itu. Tanggal 29 April 2015. Saya dan suami berangkat dari rumah pukul 11 malam (datang malam agar semua prosedur persiapan SC bisa dilaksanakan dengan tidak terburu - buru) rasanya malam itu, malam panjang. Malam terakhir buah hati kami ada didalam rahim saya, malam terakhir saya membayangkan seperti apa wajahnya, seperti apa rupanya. Rasa bahagia mengalahkan ketakutan saya akan sayatan - sayatan yang akan saya terima esok pagi. Suami saya? setia mendapingi saya, menyiapkan semua kebutuhan saya saat itu. Rasanaya, melihat suami saya yang begitu siaga dari awal kehamilan sampai detik - detik persalinan, adalah kebahagian yang tidak mengalahkan kebahagian memiliki anak pertama ini :)

untuk cerita persalinannya saya bahas besok yah, kebetulan suami saya sudah jemput saya nih dikantor. Selamat malam :)