Friday, May 30, 2014

PCO atau PCOS, apa masih bisa Hamil?

"PCO (polycystic ovary) adalah suatu keadaan di mana satu indung telur mengandung 12 folikel atau lebih. Karena acap orang salah duga, DR. MED. Dr. Calvin Tjong, SpOG menegaskan bahwa yang ditemukan pada PCO bukanlah sebuah kista, melainkan folikel-folikel kecil yang berukuran 5-7 mm. Kista adalah definisi yang dipakai bila pada indung telur ditemukan ruang yang berisi cairan atau benda padat dan dilapisi oleh selaput.
Pada satu indung telur terdapat jutaan folikel yang notabenenya adalah bakal sel telur. Setiap bulan setelah menstruasi, beberapa folikel akan membesar dan biasanya hanya satu folikel yang akan menjadi matang. Folikel yang matang mempunyai ukuran 18-25 mm.
Folikel yang matang ini akan  pecah dan menghasilkan sel telur dalam proses yang dinamakan ovulasi. Pada PCO, beberapa folikel berkembang, tetapi pembesaran ini terhenti pada ukuran 5-7 mm. Folikel-folikel yang tak kunjung matang akan terus menerus menghasilkan hormon estrogen yang mana bertanggung jawab mempengaruhi pertumbuhan selaput lendir pada rongga rahim.
Esterogen yang terus-menerus diproduksi, lambat laun membuat selaput lendir rongga rahim menjadi sangat tebal. Ketika sirkulasi darah dari dinding rahim tak lagi terfasilitasi, terjadilah bleeding berupa flek atau bahkan pendarahan yang sangat hebat. Amenorhea juga menjadi salah satu gejala yang kerap timbul sebab efek dari PCOS.
Tidak semua PCO yang termonitor dari USG berpotensi menyebabkan gangguan. Apabila temuan PCO turut disertai gangguan siklus menstruasi atau kelebihan hormon androgen (hormon laki-laki), barulah kondisi ini dikategorikan sebagai sindrom polikistik ovarium atau PCOS"

Friday, May 2, 2014

Terimakasih Tuhan, setidaknya kami sempat mendengar detak jantungnya :)

Masuk bulan ke 3 pernikahan, saya mulai panik karena belom hamil juga, akhirnya memutuskan ketemu Dr Cathrina di Rumah Sakit Satya Negara Sunter. Pemilihannya sih lebih kepada deket sama tempat kost dan kantor. Datenglah hari itu ke sana,  pas banget lagi masa subur akhir bulan November 2013.
USGnya masih 2D agak jadul ya tapi lumayan lah sesuai dengan harga, cuma bayar 250.000 an buat dokter sama biaya Obatnya 150.000 an. Cuma di kasih Folafit (Asam Folat) sama  Ashtin force (Vitamin) dokternya ga ngasih indikasi apa-apa cuma bilang rahimnya bagus. Nggak tau apa yang bikin berangkat ke rumahsakit sendirian yang ternyata awal desember test pack saya udah hamil aja dan pas periksa ulang udah masuk 4 minggu, jadi sebenernya pas ketemu kemaren harusnya dokternya udah tau kalo ada penebalan dinding rahim atau pertanda hamil.
Tapi berhubung udah seneng setengah mati akhirnya hamil di bulan ke 3 pernikahaan tetep lah ke dr Cathrina, masuk minggu ke 5 (control ke 3 ) dokter cathrina bilang kalo bayinya ga ada alias BO. Langsung saat itu juga nangis kejer, gimana ngga minggu kemarin bilang hamil 4 minggu sekarang di bilang ngga hamil. Cari second opinion berangkat ke Dokter Paul di Hermina Podomoro disana di USG Transvaginal, mata udah bengkak, udah stress banget tapi di Dr Paul malah bisa sampe liat janinnya dan denger detak jantungnya. Subhanallah nangis makin kejer karena bahagia.. tapi memang Air ketubannya sedikit banget hampir Cuma 2 cm dengan kondisi janjin yang udah 1.5 cm. Disaranin lah sama dokter untuk minum air mineral banyak. Malem itu langsung tlp dr Cathrina dan ceritain semuanya, cuma suami dan saya memutuskan untuk ngga lanjut ke Cathrina.